02
Mar
2015
Weekend ini jadi semakin menarik karena saya tidak sengaja membaca thesis Bernard Lewis, seorang Profesor Emiritus Bidang Timur Tengah dari University of Princenton, tentang kesetaraan gender dan relefansinya dengan proses pendidikan, Prof Lewis bilang bahwa membatasi golongan wanita dari suatu bangsa untuk memperoleh kesempatan edukasi (dibandingkan dengan golongan lelakinya) adalah tindakan yang self-destructive dari suatu bangsa.
Adalah sebuah keniscayaan bahwa peran ibu dalam edukasi jauh lebih menentukan daripada peran si ayah. Kalau si ibu ini ignorant atau kurang educated, besar kemungkinan edukasi anaknya juga relatif kurang bagus. Jadi dalam satu generasi saja sudah akan terjadi potensi penurunan kualitas edukasi di kelompok masyarakat tersebut.. seperti yang pernah disampaikan Dian Sastro, bahwa entah akan berkarir atau menjadi ibu rumah tangga, seorang wanita harus berpendidikan tinggi karena ia akan menjadi ibu. Ibu-ibu cerdas akan menghasilkan anak-anak cerdas.
Hal tersebut cucok dengan konsep “Al-ummu madrasatul ula, iza a’dadtaha a’dadta sya’ban thayyibal a’raq“, ibu adalah sekolah awal bagi anak-anaknya, bila ibu mempersiapkannya, maka sesungguhnya ia telah mempersiapkan generasi terbaik, bahwa ia telah berupaya membangun sebuah peradaban mulia.. begitulah luar biasanya peran seorang ibu (mi)