17
Apr
2023
PULANG KAMPUNG atau mudik (mulih dilik), adalah sebuah ritual budaya tahunan, yang dilakukan menjelang perayaan hari raya keagamaan, terutama Idul Fitri. Mereka yang hidup dan tinggal di berbagai kota di Indonesia berbondong-bondong kembali ke kota asal orangtua. Selain aspek budaya dan agama, pulang kampung atau mudik ini adalah peristiwa ekonomi dan dapat turut mendongkrak pergerakan wisatawan nusantara.
Perputaran uang selama liburan lebaran kali ini diprediksi sekitar Rp 67 triliun, masih belum ditambah dengan masuknya duit kiriman para TKI di luar negeri hingga mencapai Rp 16 triliun, yang efeknya di masyarakat Indonesia bisa mencapai 10 kali lipatnya. Menurut teori makro ekonomi, uang yang seluruhnya dikonsumsi atau dibelanjakan itu, akan menimbulkan efek berantai dari kegiatan ekonomi ke hilirnya, berlipat-lipat daya beli dan peredarannya karena efek multiplier konsumsi hingga bisa mencapai 10 kali lipatnya (minimal)
Secara teoritis bila diasumsikan angka pengganda 'multiplier effect' Indonesia adalah 10 (asumsikan MPC – Marginal Propensity to Consume - adalah 0,9 atau 90% uang itu dibelanjakan untuk konsumsi), maka efek penganda yang muncul akibat ada gelontoran uang lebih kurang sebanyak Rp 67 triliun selama masa lebaran itu akan mencapai angka sekitar Rp 670 triliun. Uang sebesar itu hampir bernilai 27% dari APBN Nasional, dan ini betul-betul sampai dan beredar ke tangan rakyat/penduduk secara langsung. Uang sejumlah itu akan beredar di seluruh Indonesia, terutama di Jawa. Thus, ekonomi akan hidup dan bergerak akibat dampak 'uang lebaran' itu.
Di musim-musim seperti sekarang ini, dimana musim paceklik nyaris merata di Jawa, maka gelontoran uang sebanyak itu (terutama di daerah pedesaan) akan sangat signifikan sekali. Oleh sebab itu, selain nilai silaturahmi nasional yang sangat besar manfaatnya itu, secara ekonomi jangan meremehkan dampak dahsyat ekonomi lebaran itu.
Padahal, itu baru uang yang beredar selama liburan lebaran saja. Itu belum kita hitung menggeliatnya sektor ekonomi produksi, impor, dan terutama perdagangan dan perbankan selama bulan puasa hingga menjelang lebaran. Berapa jumlah uang yang beredar? Bank Indonesia saja mengatakan akan memasok kebutuhan rupiah sebesar Rp 197 triliun selama lebaran saja, itu belum jumlah uang beredar selama awal bulan puasa hingga menjelang lebaran... luar biasa bukan lebaran kita ini??
Ahli-ahli ekonomi makro pasti justru bersyukur di negeri ini, karena berkah tradisi mudik seperti itu, pemerataan pendapatan bisa terjadi secara otomatis akibat mengalirnya ratusan bahkan hingga ratusan triliun rupiah ke daerah-daerah dan desa-desa. Tak ada sebuah gerakan ekonomi massal dan masif, yang memutarkan uang hingga ratusan triliun hanya dalam sebulan sehingga menghidupkan perekonomian sebuah negara dengan penduduk nomor empat di dunia, selain negeri kita ini, Indonesia. (mi)
Baca juga seri Mudik :
2. Ternyata Bukan Minal Aidzin Wal Faidzin
3. Anda Salah, Takjil Bukan Makanan Berbuka Puasa
Sumber foto cover : socorejo-jenu.desa.id