SAF Stand

18

Okt

2024

OLD TRAFFORD DAN TRIBUN-TRIBUN LEGENDARISNYA

Akhirnya sampai juga di Old Trafford, markas klub favorit saya sejak kecil, Manchester United. Nama stadion ini aslinya adalah nama area di Greater Manchester. Lokasinya ada di barat daya pusat kota Manchester. Disinilah fans menyanyikan lagu ”Glory Glory Manchester United” yang termahsyur itu, dan disinilah Manchester United, klub tersukses di Inggris mulai membangun mimpi hingga akhirnya sekarang banyak gelar yang telah diraih.

"Old Trafford is Home" begitu kata Ole Gunnar Solksjaer, adalah salah satu stadion terindah dan termegah di Britania Raya yang mempunyai banyak sejarah dan cerita, dijuluki juga “The Theatre of Dream”, dijuluki demikian mungkin karena hanya disinilah kita dapat melihat banyak teaterikal indah sepakbola yang terkadang hanya terjadi dalam mimpi. Kapasitas 75.643 penonton, menjadikannya sebagai stadion terbesar kedua di Inggris setelah Stadion Wembley serta ke-11 di Eropa. "Stadion Favorit? Saya memiliki kenangan indah tentang debut Liga Champion saya di Old Trafford. Atmosfernya spektakuler! Benar-benar teater impian seperti yang mereka katakan", itu kata Xavi Hernandez, legenda Barcelona, atau "You're now in Paradise!", ujar Sir Bobby Charlton.

Stadion ini terdiri dari empat grandstand berbumbung, dan untuk menghormati beberapa legenda klub, manajemen memberi nama masing-masing tribun tersebut sesuai dengan nama legenda klub. Seperti Tribun Selatan diberi nama “Sir Bobby Charlton Stand”, yang merupakan tribun utama di mana bench United dan tim tamu terletak, juga tempat dimana para manajer memberikan instruksi, taktik, dan strategi serta berteriak marah atau sekadar memberikan motivasi. Selain itu juga terdapat suite untuk penonton VIP dan media di bagian atasnya. Di salah satu bagian 'Sir Bobby Charlton Stand' itu juga terdapat "museum mini" untuk menghormati korban dan mengenang Tragedi Munich 1958.

Dahulu, lorong tempat masuknya pemain ke stadion berada di tengah-tengah tribun ini, namun pada tahun 1993 dipindah ke bagian tenggara, antara tribun ini dan Tribun Stretford End. Namun lorong yang lama masih ada dan biasanya dipakai untuk keperluan tur stadion.

Ada juga Tribun Utara yang awalnya bernama Tribun United Road dirubah menjadi “Sir Alex Ferguson Stand”, tribun terbesar di stadion, bertingkat empat dan berkapasitas 26.000 penonton. Tribun ini dinamakan demikian sebagai penghormatan untuknya sebagai manajer tersukses bagi United, menyusul 25 tahun pengabdiannya menjadi manajer Setan Merah. Tribun yang luar biasa. Oh ya, pernah dengar chant “Take Me Home, United Road” yang selalu dinyanyikan suporter tanpa henti sepanjang pertandingan? Ya, itu berasal dari tribun ini.

Ada pula Tribun Barat bernama Stretford End atau dulu dikenal dengan West Stand. Tribun berkapasitas 20.000 penonton ini adalah tribun legendaris di Old Trafford. Bukan karena yang paling mahal, bukan pula karena paling dapat menunjukkan sisi pandang terbaik di stadion. Tapi tribun ini adalah tempat season ticket holders Manchester United berkumpul, mereka yang menonton dan mendukung tim Setan Merah hampir setiap minggu. Mereka yang selalu menyanyikan lagu supporter dan menyemangati tim tak peduli kalah atau menang.

Tribun ini adalah rumah bagi fans garis keras. Disitulah tempat dimana tifosi-tifosi United mendonasikan pita suara mereka bagi gemuruhnya Stretford End, meneriakan dan bersorak-sora sekeras-kerasnya sepanjang 90 menit. Penghuni tribun itni dikenal karena suaranya yang paling keras di daratan Inggris. Bahkan tingkat kebisingan suara penonton di tribun ini, dilaporkan melebihi pesawat jumbo jet yang lepas landas. Jadi jika seorang fans tidak bisa bernyanyi selama minimal 90 menit lebih baik jangan duduk di tribun Stretford End.

Stretford End ini adalah tribun yang serta merta akan hening bila gawang United kebobolan atau klub dinyatakan kalah. Keheningan ini dikalangan fans die hard sering dilukiskan dengan istilah “The silence is deafening”, yang keheningannya tersebut terasa memekakkan telinga. Namun itu tidak berlangsung lama, penghuni Stretford End ini akan kembali bernyanyi. Inilah memang kekuatan tribun ini, inilah yang disebut The 12th man of Manchester United, mereka adalah nyawa tim saat berlaga di kandang. Tidak jarang kita membaca tulisan jurnalis Inggris yang menuliskan, “Stretford End lends the extra energy to the team”. Ya, meminjam kata-kata Jock Stein, mantan Manajer Timnas Skotlandia; "Football without the fans is nothing!".

Tribun terakhir adalah Tribun Timur yang disebut sebagai Scoreboard End karena merupakan lokasi papan skor raksasa. Tribun berkapasitas 12.000 penonton ini didedikasikan untuk suporter tim lawan dan bagi penyandang disabilitas. Melalui tibun ini pula para fans dapat mengakses Megastore Manchester United yang menakjubkan.

Manakjubkan! Ya, perjalanan ke Manchester ini menggenapi Trilogi 3M; "Mekkah, Madinah, Manchester" yang memang saya idam-idamkan. Namun kemarin, beberapa tour guide menyampaikan pada saya bahwa kabarnya, nama Old Trafford bakal diubah menjadi Wembley of The North, mungkin juga akan pindah setelah ditempati selama 114 tahun. Manchester United memang mempertimbangkan untuk mengecilkan Old Trafford, untuk tujuan melestarikan sejarah klub dan menyediakan stadion permanen untuk tim wanita dan akademi.

Apapun, mengenai perubahan nama stadion ingat saja pesan Eric 'the King' Cantona; “Untungnya, Old Trafford masih Old Trafford. Anfield tetaplah Anfield,". “Tapi bisakah Anda membayangkan Old Trafford menjadi stadion baru yang disebut dengan sebuah merek?", pungkas pemilik nomer punggung 7 yang legendaris tersebut. (mi)

Baca juga : UNITED TRINITY; TRIUMVAT LEGENDARIS UNITED

"I cannot imagine Manchester United without Old Trafford. I cannot imagine Liverpool without Anfield or Real Madrid without the Santiago Bernabeu. I think some clubs change their stadiums and lose their soul, like Arsenal for example. When they left Highbury, they lost the soul of this club."

Eric Daniel Pierre Cantona

Tentang Penulis

Foto 2

Muhammad Ihwan

Muhammad Ihwan. Kelahiran Yogyakarta, tinggal di Gresik dan Jakarta. Suka membaca dan menulis, menyenangi marketing dan public relations. Pernah menjadi juru bicara perusahaan, menangani pengelolaan program TJSL, CSR, dan comdev, serta mengelola penjualan retail untuk seluruh Indonesia. Saat ini mengelola penjualan sektor korporasi untuk domestik dan mancanegara.

Top 10 Negara Pengunjung:
Total Pengunjung: