25
Agu
2022
Sekarang ini umpamanya kalau saya mau beli barang yang sifatnya bukan primer, walau mampu saya nggak langsung beli saat itu juga, setidaknya saya pakai beberapa tahap sebelum memutuskan untuk benar-benar membeli;
Contoh : saya punya uang 10 juta, terus mau beli gadget seharga 8 juta, artinya sebenernya saya belum mampu beli gadget tersebut, kenapa?
Ribet ya? iya. Mungkin hal-hal tersebut agak counterintuitive, tapi sudah banyak saya coba terapkan termasuk ketika kita mau belajar hal baru, coba persulit proses pembelajarannya. Nate Kornell, seorang cognitive psychologist dari Amerika menjelaskan pernyataan di atas dengan konsep yang namanya "desirable difficulties". Ide ini juga mirip dengan manageable difficulty-nya Mark Manson, dalam buku gilanya, The Subtle Art of Not Giving a F*ck.Ya, saya belajar. Buat enhance pengelolaan keinginan beli-beli barang sepertinya sih memang perlu desirable difficulties tadi. Prinsipnya cermat saja dalam membeli, hasilnya nggak akan mengecewakan. Kira-kita gitu.
Barangkali bermanfaat untuk teman-teman. Hemat itu gaya hidup. Ibu saya dulu pernah bilang, hemat tapi jangan pelit. Apalagi ini jaman susah, kita nggak tau apa yang sebenernya yang sedang terjadi di dunia ini. Nggak papa biasa-biasa saja, yang penting nggak punya hutang untuk hal yang tidak menjadi kebutuhan primer. Jangan sering-sering boros dengan dalih self reward. Peace! (mi)
*Tulisan disadur dari berbagai sumber. Sumber gambar : Kelly Sikkema