09
Jan
2017
Pendekatan Corporate University sebenarnya bukanlah sesuatu yang baru. Corporate University mulai booming di Amerika tahun 1990an. Perusahaan seperti GE, dan Motorola, adalah perusahaan-perusahaan yang jadi pionir terbentuknya Corporate University. Perusahaan lain misalnya Heineken University di Belanda atau Hamburger University milik McDonald dan banyak lagi yang lain. Di tahun 2000an, corporate university muncul sebagai inisiatif di banyak perusahaan besar untuk menyiapkan kader-kadernya. Di Indonesia, Corporate University baru mulai menggeliat di tahun 2011. Ada Semen Gresik, Pertamina, PLN, dan Telkom pionir membuat Corporate University di Indonesia.
Menilik namanya, Petrokimia Gresik Corporate University, berarti ada nama ‘corporate’ dan ‘university’. University adalah institusi pendidikan tinggi yang memuat aktivitas pembelajaran yang terstruktur dan sistematis. Lulusannya bisa dianggap mempunyai satu keahlian tertentu dan mencapai standarisasi tertentu. Petrokimia Gresik tentu tidak mau mengembangkan karyawannya dengan cara yang sifatnya hanya sementara, yang tidak terstruktur, dan yang tidak terukur secara jelas pencapaian-pencapaiannya.
Sebagai sebuah universitas, artinya proses pembelajaan karyawan Petrokimia Gresik dimulai sejak pertama kali direkrut, lalu menjadi karyawan, dan kemudian meniti karirnya. Karyawan mengikuti suatu proses yang terstruktur dan sistematis, sehingga kemudian kompetensinya bisa dipastikan dan terukur. Pendekatan yang dipilih memang pendekatan university, tetapi tidak hanya university. Ada juga kata ‘corporate’, yang mengandung pemahaman bahwa proses pendidikan itu memang ditujukan kepada kepentingan korporat. Artinya, program-program pendidikan itu memang dimaksudkan untuk memastikan kapabilitas karyawan itu bisa menjalankan tugas-tugas korporasi dengan baik, sehingga visi dan misi perusahaan bisa dijalankan, strategi perusahaan bisa dilaksanakan.
Dengan menjalankan konsep Corporate University, sedikitnya dua hal dapat tercapai. Pertama, memastikan proses pendidikan dan pengembangan karyawan itu terstruktur, massive, terukur, dan sistematis. Kedua, memastikan terpenuhinya kebutuhan korporasi, melalui penyediaan kader karyawan yang memiliki integritas, kapabilitas, dan kompetensi, sehingga taktik dan strategi korporasi dapat dijalankan dengan baik demi mencapai cita-cita perusahaan.
Selanjutnya, mari kita lihat best practice yang dilakukan oleh banyak perusahaan multinasional, dan itu terbukti membuat perusahaan-perusahaan itu tetap lestari dalam situasi yang kompetitif. Ternyata mereka berhasil membangun kader dari internal. Bila kita perhatikan, mayoritas perusahaan yang sukses itu bukan perusahaan yang terbiasa ‘bajak-membajak’ karyawan. Tetapi perusahaan yang melakukan pengembangan karyawannya itu dari bawah, dengan cara yang terstruktur, bertahap, terukur target-targetnya dan terukur pula pencapaian-pencapaiannya.
Dewasa ini adalah era yang disebut VUCA. Volatility, Uncertainty, Complexity, and Ambiguity, situasi seperti ini hanya bisa dijawab oleh karyawan yang punya kapasitas dan kompetensi. Membuat karyawan itu seperti itu, jelas tidak bisa dari ‘luar’ dimasukkan begitu saja. Karena otomatis ia tidak mengalami proses internalisasi nilai-nilai perusahaan, tidak meresapi kultur perusahaan, dan tidak mempunyai rasa kepemilikan yang kuat.
Lalu apa perbedaan corporate university dengan learning center, yang sudah terlebih dulu familiar di Petrokimia Gresik Saat ini? Ada beberapa perbedaan. Pertama, learning center itu sifatnya human resources driven. Jadi sangat diwarnai dan didorong oleh keputusan, kebijakan, dan pendapat dari Kompartemen SDM. Sedangkan Corporate University didorong dari kolaborasi oleh kepentingan bisnis user dengan fasilitasi SDM. Jadi sudah tidak jaman lagi human resources driven, namun sudah lebih ke arah kolaborasi. Prinsipnya, kebutuhan pembelajaran dalam konsep Petrokimia Gresik Corporate University dibahas bersama-sama antara user dengan SDM. Kedua, dalam konsep learning center, konotasi umumnya adalah bahwa belajar itu ya di dalam kelas, classroom, ikut pelatihan-pelatihan. Seorang karyawan mengikuti suatu training di dalam kelas, maka baru ia disebut belajar. Sedangkan konsep Corporate University tidak seperti itu. Belajarnya lebih banyak di tempat kerja, kita mungkin dapat menerapkan prinsip 70-20-10, 70% proses belajar dilaksanakan di tempat kerja, 20% melalui proses coaching/mentoring, dan 10% proses belajar dilakukan dengan training.
Kita tentu familiar dengan adagium ‘learning by doing’, ‘belajar sambil bekerja, bekerja sambil belajar’. Tetapi saking familiarnya, kita kadang jadi sering kehilangan makna, artinya bahwa proses belajar itu sesungguhnya terjadi sepanjang hayat dikandung badan, terjadi dalam pekerjaan kita sehari-hari. Sehingga juga harus disadari bahwa pasti selalu ada ruang improvement di dalam pekerjaan seorang karyawan, karena ia belajar, karena ia mengambil lesson learn dari apa yang ia kerjakan.
Seorang karyawan misalnya dapat melakukan improvement dari kesalahan atau kegagalan yang ia lakukan, saat itulah kita memahami bahwa ia sedang belajar. Oleh karenanya, biasanya program Corporate University juga mengandung tugas-tugas yang juga dilaksanakan dalam tugas-tugas sehari hari. Tujuannya untuk memastikan segenap hal yang dipelajari seorang karyawan itu dapat dipraktikkan dalam pekerjaannya. Tidak melulu harus melalui keberhasilan, tetapi dari kegagalan pun, kita bisa belajar. Aktivitas pembelajaran dalam konsep Petrokimia Gresik Corporate University bukan lagi hanya classroom, tetapi sudah blended. Program tersebut telah menggabungkan berbagai metode pembelajaran.
Senyampang dari itu, Petrokimia Gresik juga harus membangun kembali semangat ‘Wajib Belajar’ bagi setiap karyawan di semua fungsi dan level/grade jabatan. Dengan semangat ‘Wajib Belajar’ kita bisa memastikan kapabilitas karyawan siap sedia untuk mewujudkan visi dan misi Petrokimia Gresik. Saat ini pertama yang harus kita lakukan adalah shifting paradigm. Merubah paradigma dari karyawan yang mengatakan bahwa ia belajar ketika ia ditraining kepada konsep hidup adalah pelajaran sehari-hari. Training memang bagian dari proses belajar. Tetapi bekerja pun adalah proses belajar. Jadi harapan dengan Petrokimia Gresik Corporate University ini adalah adanya shifting paradigm, dari proses pembelajaran yang sekedar mengejar kompetensi saja, menjadi suatu proses pembelajaran yang terusmenerus dan langsung dipraktekkan di dalam pekerjaan sehari-hari. Vivat Petrokimia!