07
Nov
2014
Lawang Sewu, letaknya berhadap-hadapan dengan Tugu Muda Semarang (Wilhelminaplein), bangunan ini keren karena didisain mengikuti kaidah arsitektur morfologi bangunan sudut yaitu dengan menara kembar model gotik di sisi kanan dan kiri pintu gerbang utama, bergaya Romanesque Revival. Kaca mozaiknya juga semakin menambah kesan indah. Menurut sejarah, gedung ini dibangun tahun 1903, dulunya adalah Kantor Pusat Kereta Api Kolonial Belanda. Walau jumlah pintunya hanya 760an, penyebutan "Lawang Sewu" disematkan karena begitu banyaknya jumlah pintu di ruangan itu.
Dua menara itu sebenarnya merupakan tempat penampungan air. Satu menara bisa menampung 5 meter kubik air dan menara itu jugalah yang menyalurkan air ke seluruh bangunan gedung. Pada jaman Belanda, Air ini dialirkan juga ke ruang bawah tanah sebagai tempat penampungan air. Ada kurang lebih 20 ruangan di bawah. Manfaat ruangan bawah tanah yang diberi air adalah untuk mendinginkan seluruh lantai satu di bangunan ini. Mungkin pada jaman dahulu, ini seperti AC pada jaman sekarang.
Ruangan bawah tanah ini juga ada hubungannya dengan asal-usul mengapa lawang sewu dianggap angker. Pada saat tentara Jepang menduduki Indonesia, bangunan ini menjadi markas militer mereka. Tempat penampungan air berubah fungsi menjadi penjara, tempat penyiksaan, dan tempat eksekusi oleh tentara Jepang. Sebenernya, sayang juga tidak sempat mengikuti wisata malam di Lawang Sewu ini. Well, adalah sesuatu yang sangat menyenangkan sempat mampir ke salah satu landskap kota Lumpia ini. (mi)