11
Mei
2019
Liburan ke Pulau Lombok rasanya tidak akan lengkap jika tidak mampir ke Gili Trawangan. Pemandangan menakjubkan serta pengalaman bermalam di pulau ini pasti akan membawa kesan tersendiri. Gili Trawangan adalah gili terbesar dari tiga gili; Trawangan, Meno, dan Air yang terletak di sebelah barat laut pulau Lombok. Penyeberangan ke Gili Trawangan ditempuh dengan perahu selama 30-45 menit dan melewati dua gili lainnya. Pulau-pulau tersebut dulunya bernama Pulau Terangang (Gili Trawangan), Pulau Sasi (Gili Air) dan pulau Tini (Gili Meno).
Dengan panjang 3 km dan lebar 2 km, pulau Gili Trawangan memang bebas polusi dan ringkas untuk dijelajahi, apalagi transportasi di Gili Trawangan hanya ada sepeda onthel dan cidomo (sejenis dokar) dikenai biaya sekitar Rp 125 ribu per sekali keliling pulau dengan kapasitas penumpang hingga enam orang. Karena kendaraan bermotor tidak diperbolehkan beroperasi di sini, sehingga kawasan hotel tempat kita menginap bisa dikatakan bebas polusi, apalagi populasinya hanya 800 jiwa tidak sebanyak di pulau yang besar, sehingga udaranya sangat segaar.. Malam hari, suasananya benar-benar kombinasi Legian dan Kuta.
Ohya, jangan lupa dan jangan lewatkan momen untuk menyaksikan pemandangan cantik saat matahari terbit dan tenggelam. Sunrise di Gili Trawangan biasanya muncul pada 06.00-06.30. Pergilah ke pinggir pantai, terutama di sekitar bagian timur untuk menikmati indahnya sunrise di sana. Untuk pemandangan sunset di Gili Trawangan yang biasa muncul pada pukul 18.00.
Perlu juga mencoba scuba diving atau snorkeling!. Di pinggir pantai, ada banyak booth travel yang menawarkan paket snorkeling di tiga gili sekaligus, Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air. Harganya pun cukup terjangkau, untuk public boat, kita hanya perlu membayar Rp100.000 per orang, sedangkan untuk private boat yang bisa kita pilih untuk ramai-ramai berkisar diantara Rp 600.000 - Rp700.000.
Satu hal yang harus benar-benar kita perhatikan di Gili Trawangan adalah aturan jangan sampai mencuri. Sebab setiap pencuri akan menghadapi sanksi yang tidak akan bisa dilupakan seumur hidupnya, yakni akan diarak keliling pulau dan juga akan dipakaikan kalung besar bertuliskan "Saya Mencuri", kemudian diarak keliling pulau oleh scurity island. Nggak cukup begitu, setelah diarak maka pencuri akan dikirim ke Lombok dan tidak akan pernah diizinkan kembali lagi ke Gili
Penduduk Pulau Gili Trawangan-NTB ini punya tradisi ekologis yang sangat baik, yaitu melestarikan penyu langka. Ini tidak lepas dari nama asli Gili Trawangan yaitu Gili Terangang. Orang sasak menyebut pulau kecil dengan sebutun "Gili” sedangkan “Terangang” sendiri berarti terangan yang artinya tempat bertelurnya penyu, sehingga tidak mengherankan kita bisa menemukan tempat penangkaran penyu, anda bisa menyaksikan penyu-penyu kecil (tukik) yang ditangkar dan nantinya akan dilepaskan lagi ke laut.
Hebatnya, tradisi ini pun sudah berlangsung hampir dua dasawarsa. Penangkaran penyu ini dikelola oleh pak Marjan alias Mario (demikian bule-bule menyapanya). Ditempat ini ratusan penyu yang berumur lima bulan akan dilepas kembali ke laut lepas. Well, senang dan mau lagi berkunjung ketempat ini. (mi)