14
Sep
2016
Istana Maimoen adalah salah satu landskap paling terkenal di kota Medan.. Berlokasi di Jl. Brigjend Katamso, kecamatan Medan Maimoen. Bangunan istana ini menghadap ke utara dan pada sisi depan terdapat bangunan Masjid al-Mashun atau yang lebih dikenal dengan sebutan Masjid Raya Medan.
Istana yang juga disebut Istana Putri Hijau ini merupakan peninggalan Sultan Deli Makmun al Rasyid Perkasa Alamsyah, pendiri kota Medan, yang selesai dibangun pada 1888. Arsitekturnya perpaduan arsitektur Moghul, Timur Tengah, Spanyol, India, Belanda, dan Melayu. Bangunan Istana Maimoen terdiri dari tiga ruang utama, yaitu: bangunan utama, bangunan sayap kanan dan sayap kiri. Bangunan utama disebut juga Balairung, tempat singgasana berada. Singgasana kerajaan digunakan dalam acara-acara tertentu, seperti penobatan raja, ataupun ketika menerima sembah sujud keluarga istana pada hari-hari besar Islam. Singgasana didominasi warna kuning. Secara keseluruhan, bangunan Istana Maimoen ini memang berwarna kuning, warna ini dianggap sebagai warna kebesaran oleh suku Melayu.
Pengaruh budaya eropa agaknya cukup kental tertata di istana ini, dari mulai lampu, kursi, meja, lemari, jendela sampai pintu dorong. Sedangkan pengaruh Islam dapat dilihat dari bentuk lengkungan (arcade) di bagian atap yang menyerupai perahu terbalik (lengkungan persia) yang biasanya dijumpai pada bangunan-bangunan di kawasan timur tengah.
Pengunjung Istana Maimoen dapat melihat-lihat koleksi yang dipajang di ruang pertemuan, seperti foto-foto keluarga sultan, perabot rumah tangga Belanda kuno, dan berbagai jenis senjata. Di sini, juga terdapat meriam buntung yang memiliki legenda tersendiri. Orang Medan menyebut meriam ini dengan sebutan “Meriam Puntung”. Well, senang sempat berkunjung ke situs bersejarah seperti Istana Maimoen ini (mi).