Braga

25

Jan

2015

BRAGA JALAN BANDUNG YANG BERSEJARAH

Hingga tahun 1874, hanya terdapat 6-7 rumah dari batu di Jalan Braga. Sebelum tahun 1882 Jalan Braga diberi nama Pedatiweg, dengan lebar sekitar sepuluh meter, sebagai penghubung Groote Postweg (Jalan Raya Pos/sekarang Jalan Asia-Afrika) dengan Koffie Pakhuis (Gedung Kopi) milik Andries de Wilde (sekarang menjadi Balai Kota Bandung).

Pada tahun 1882 seiring dengan pendirian Tonil Braga, Asisten Residen Bandung, Pieter Sitjhoff, mengganti nama Pedatiweg menjadi Bragaweg. Waktu itu jalan diperkeras dengan batu kali, dan lampu-lampu minyak digunakan untuk penerang jalan. Ketika jalur kereta api Batavia-Bandoeng dibangun pada tahun 1884, ujung Bragaweg yang terletak dekat pusat kota telah berkembang pesat, sedangkan bagian utaranya masih berupa hutan karet. Ada juga pendapat lain mengatakan, sebenarnya nama Braga sudah dipakai pada tahun 1810 dan dipopulerkan pada tahun 1887 oleh Tonil Braga.

Perkembangan Bragaweg dipicu oleh berdirinya toko kelontong De Vries. Toko yang menjual kebutuhan sehari-hari ini banyak dikunjungi petani Priangan keturunan Belanda yang kaya raya (Priangan Planters). Keramaian De Vries membuat kawasan di sekitarnya ikut berkembang sehingga berdiri hotel, restoran, bioskop, dan bank.

Akhirnya, Bragaweg berkembang menjadi daerah pertokoan terkemuka di seluruh Hindia-Belanda. Orang-orang onderneming (perkebunan) di sekitar Bandung dengan para pribumi, mojang geulis (gadis cantik) dan jajaka kasep (jejaka tampan) biasa bergaul dan berakhir pekan di Bragaweg.

Tahun 1900, penggal jalan Gereja dan jalan Braga mulai diaspal. Jalan Bragapun menjadi daerah pembangunan yang pesat. Pada tahun 1906 dibuat peraturan tentang standar bangunan toko di jalan Braga, seperti tipe bangunan gaya barat yang tadinya terbuka diubah menjadi bangunan perdagangan tertutup. Bentuknya bervariasi, mulai dari langgam klasik hingga arsitektur modern.

Sejarah modern jalan Braga, yang kemudian sangat populer terutama karena keasriannya, dimulai pada dekade 1920-1930-an, ketika kawasan itu menjadi pusat pertokoan eksklusif yang hanya menjajakan barang-barang berkelas. Konsep ini dicetuskan oleh wali kota Bandung saat itu. B. Coops yang menginginkan Bragaweg menjadi pusat pertokoan bergaya barat di Nederland-Indies. Well, senang bisa mampir ke Jl. Braga Bandung yang legendaris ini.

Sumber tulisan : disadur dari berbagai sumber

Tentang Penulis

Foto 2

Muhammad Ihwan

Muhammad Ihwan. Kelahiran Yogyakarta, tinggal di Gresik dan Jakarta. Suka membaca dan menulis, menyenangi marketing dan public relations. Pernah menjadi juru bicara perusahaan, menangani pengelolaan program TJSL, CSR, dan comdev, serta mengelola penjualan retail untuk seluruh Indonesia. Saat ini mengelola penjualan sektor korporasi untuk domestik dan mancanegara.

Top 10 Negara Pengunjung:
Total Pengunjung: