10
Feb
2015
Kalau Ka'bah dihitung dari tahun dibangunnya kembali oleh Nabi Ibrahim saja, maka peristiwa itu terjadi 4.000 tahun yang lalu. Itu berarti 1.000 tahun lebih tua dari Yerusalem. Karena itu al-Qur'an juga menyebut Ka'bah sebagai rumah suci yang sangat tua (al-Bayt al-'Atiq). Sepertinya kata "'atiq" ini mungkin bisa diasosiasikan dengan bahasa Inggris, antique. Bukan hanya antik, Ka'bah adalah bangunan suci bagi umat Islam yang merupakan patokan arah kiblat bagi umat Islam di seluruh dunia. Jarang orang tidak meneteskan air mata disini.
Qalbul mukmin Baitullah”, kalbu orang yang beriman itu adalah rumah Allah. Terus apa maksud Baitullah, rumah Allah dalam konteks Ka'bah? Banyak orang yang sinis dan meledek, rumah Allah orang Islam jauh sekali. Untuk menemui Allah harus keluar uang banyak dan melelahkan.
"Wanahnu aqrabu ilayhi min habli alwariidi", AKU lebih dekat ketimbang urat lehermu (QS. Qaaf:16) Kalau Allah dekat, melebihi dekatnya urat leher, harusnya rumah-NYA pun dekat. Kenapa untuk menemui Tuhan harus ke Mekkah?
Pemahaman Baitullah harus lebih direkatkan. Qabul mukmin baitullah. Inilah rumah hakikat. Sementara Ka'bah adalah rumah syariat. Maka bersyukurlah jika kita mampu menemui dua rumah Allah tersebut. Rumah hakikat dan rumah syariat, disinilah lompatan quantum energi akan tercipta.
Orang berhaji itu ya tamu Allah, menemui Baitullah. Kalau bertamu tentu ingin bertemu dengan pemilik rumah. Bertemulah dengan Pemilik Rumah itu, Baitullah, yakni Allah. Bagi sebagian umat muslim, mengunjungi Ka'bah itu sama seperti pulang ke rumah, dengan berjalan mengitari Ka'bah, umat Islam mengekspresikan semangat untuk menempatkan Tuhan di pusat pusaran kehidupannya.. Subhanallah. (mi)