17
Nov
2016
Ki Hadjar Dewantara adalah salah satu pahlawan nasional, Bapak Pendidikan Nasional Indonesia, yang hari kelahirannya (2 Mei 1889) diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional. Beliau meninggal dunia tanggal 26 April 1959 pada usia 70 tahun dan dimakamkan di Taman Wiyata Brata. Taman berarti kebun, wijaya berarti kemenangan, jaya dan brata kewajiaban sumpah, janji. Arti keseluruhan yaitu tempat untuk mencapai kemenangan, terletak di Celeban Umbulharjo.
Terlahir dengan nama RM Soewardi Soerjaningrat, Ki Hadjar Dewantara adalah salah satu pelopor pendidikan bagi masyarakat Indonesia, beliau mendirikan Nationaal Onderwijs Instituut Taman Siswa (Perguruan Taman Siswa) Pada 3 juli 1922, yang kelak akan menjadi pijakan pendidikan bagi bangsa Indonesia.
Saya ingat persis pelajaran PSPB (Pendidikan Sejarah Perjuangan bangsa) sewaktu SMP-SMA. Salah satu tulisan yang menggegerkan pemerintah kolonial Belanda adalah “seandaianya Aku Seorang Belanda” (Als ik eens Nederlander was) yang dimuat dalam surat kabar de Expres milik Douwes Dekker pada tahun 1913. Akibat tulisan ini pula Ki Hadjar Dewantara dan kedua rekannya, dr. Douwes Dekker dan dr. Tjipto Mangunkusumo diasingkan ken pulau Bangka oleh Pemerintah Belanda.
Selain Ki Hadjar Dewantara, Taman Wijaya Brata ini juga merupakan tempat beristirahat Nyi Hajar Dewantara, dan dua orang Mantan Menteri Pendidikan yaitu adalah Ki Sarino Mangunpranoto dan Ki Sarmidi Mangunsarkoro, serta keluarga Taman Siswa. Menuju makam Ki Hadjar Dewantara diberi lima tangga, di sebelah selatan dua tangga, barat dan timur masing-masing satu buah, dan di sebelah utara satu buah. Lima menunjukkan lambang Pancasila dan Pancadarma.
Pada anak batu nisan terdapat bentuk lambang Tamansiswa, yaitu Cakra Garuda sebelah utara dan Cakra Kembang di sebelah selatan. Di depannya tertulis “rinaras trus basukining wiji hening mangesthi pambukaning wiji”. Kata-kata filosofi tersebut mengandung pesan keharmonian dalam hidup yang luhur. Sedangkan di bagian bawah untuk meletakkan karangan bunga berbentuk kelir pewayangan yang menggambarkan pergelaran hidup kemasyarakatan yang dicita-citakan Ki Hajar Dewantara bertuliskan “Tut Wuri Handayani”.
Sementara di dinding keliling dipasang relief yang menggambarkan perjalanan hidup dan perjuangan Ki Hajar Dewantara sejak anak-anak sampai wafatnya. Well senang dan bangga rasanya sempat berziarah ke makam salah satu tokoh legendaris dan pahlawan seluruh Bangsa Indonesia ini (mi)