Makam Sunan Drajat

24

Jan

2017

ZIARAH SUNAN DRAJAT, LAMONGAN

Makam Sunan yang bernama asli Raden Qosim ini berada di berada pada bukit dengan dikelilingi pepohonan yang luas, tepatnya desa Drajat, kecamatan Paciran, Lamongan. Berada sekitar 1 km sebelah selatan pertigaan Drajat di Pantura (Pantai Utara) Lamongan, atau sekitar 29 km sebelah utara pertigaan Sukodadi.

Saat memasuki kompleks makam Sunan Drajat, kita akan disambut dengan bangunan yang sebagian besar terbuat dari kayu dan batuan yang tersusun tanpa adonan semen. Bangunan tersebut memang menjadi ciri khas makam. Berbeda dengan kompleks makam Sunan Ampel di Surabaya dan Sunan Bonang di Tuban yang merupakan ayah dan saudara kandung Sunan Drajat. Kompleks makam dua sunan tersebut tampak lebih modern.

Sunan Drajat dikenal dengan tutur katanya yang menyejukkan. Oleh karena itu, ia mendapat julukan Sunan Mayang Madu dari Raden Patah, sultan Kerajaan Demak. “Mayang berati kembang (bunga) dan madu berarti mengobati. Ini sebagai ungkapan yang menggambarkan setiap tutur katanya yang menyejukkan. Beliau berdakwah di desa Drajat wilayah Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan sebagai pusat kegiatan dakwahnya sekitar abad XV dan XVI Masehi. Beliau memegang kendali keprajaan di wilayah perdikan Drajat sebagai otonom Kerajaan Demak selama 36 tahun.

Sunan Drajat semasa hidupnya dikenal sebagai pencipta tembang Mocopat.. Putera dari Kanjeng Sunan Ampel dan bersaudara dengan Sunan Bonang ini juga terkenal cerdas dan ajarannya penuh muatan filosofis.. termasuk makna-makna filosofi pada 7 Sab tangga menuju makam Siti Hinggil Sunan Drajat yaitu ;

  1. Memangun resep teyasing sasomo (kita selalu membuat senang hati orang lain).
  2. Jroning suka kudu eling lan waspodo (dalam suasana riang kita harus tetap ingat dan waspada).
  3. Laksitaning Subroto tan nyipto marang pringgo Bayaning lampah (dalam perjalanan untuk mencapai cita-cita luhur kita tidak peduli dengan segala bentuk rintangan).
  4. Meper harsaning panca driya (kita harus menekankan gelora nafsu-nafsu).
  5. Heneng-Hening-Henung (dalam keadan diam kita akan memperoleh keheningan dan dalam keadan hening itulah kita akan mencapai cita-cita luhur).
  6. Mulyo Guno panca waktu (sesuatu kebahagiaan lahir batin hanya bisa kita capai dengan sholat 5 waktu).
  7. Menehono teken marang wong kang wuto, menehono mangan marang wong kang luwe, menehono busono marang wong kang wudoh, menehono ngiup marang wong kang kudanan (berilah ilmu agar orang menjadi pandai, sejahterakanlah kehidupan masyarakat yang miskin, ajarilah kesusilaan orang yang tidak punya malu, berilah perlindungan orang yang menderita).
Sumber foto : Koleksi pribadi

Terdapat juga Museum Khusus Sunan Drajat yang terletak di kompleks makam Sunan Derajat di Desa Drajat, Kec. Paciran, Kab. Lamongan. Bangunan museum ini cukup sederhana, ruangannya pun tidak terlalu luas tanpa sekat, sehingga semua koleksi berada dlm satu ruangan. Kebanyakan koleksi berupa peninggalan Sunan Drajat, seperti kitab al-Quran yg ditulis tangan terbuat dari kulit domba dan lontar yang dibuat untuk mengajar ngaji santrinya. Musem ini sebenarnya menarik, nilai sejaahnya tinggi sayang bila tidak disertai perawatan yang memadai. Well akhirnya, senang juga bisa berkunjung ke museum ini.

Sumber foto : Annonymous

Tentang Penulis

Foto 2

Muhammad Ihwan

Muhammad Ihwan. Kelahiran Yogyakarta, tinggal di Gresik dan Jakarta. Suka membaca dan menulis, menyenangi marketing dan public relations. Pernah menjadi juru bicara perusahaan, menangani pengelolaan program TJSL, CSR, dan comdev, serta mengelola penjualan retail untuk seluruh Indonesia. Saat ini mengelola penjualan sektor korporasi untuk domestik dan mancanegara.

Top 10 Negara Pengunjung:
Total Pengunjung: