14
Agu
2020
Di era disrupsi dan revolusi teknologi informasi saat ini, kemudahan akses informasi harus dibarengi dengan peningkatan daya kritis. Saat ini kita memasuki era dimana substansi dari pilihan kata/diksi tidak lagi perlu dipahami, yang sering terjadi adalah salah kaprah atau argumentum ad populum, sesuatu yang tidak benar, selama digunakan umum olah banyak orang sehingga tampak seolah-olah benar. Salah kaprah sering terjadi dalam komunikasi yang lebih mengutamakan pemahaman komunikatif daripada tata bahasa baku. Pesan memang sampai kepada komunikan, meskipun tata bahasa dan makna sebenarnya tidak tepat. Dengan memahami makna kata, kita setidaknya belajar menghindari semangat asal meniru dan ingin terlihat eksis ikut berpartisipasi, pasang spanduk sana-sini dengan ucapan yang sebenarnya tidak tepat namun menjadi lumrah akibat salah kaprah terhadap kaidah bahasa yang benar.
“Dirgahayu HUT RI ke-75”, “Dirgahayu RI ke-75”, “Dirgahayu Kemerdekaan RI ke-75”, “Hari Ulang Tahun Republik Indonesia ke-75”, “Peringatan Ulang Tahun RI ke-75”, “Selamat Hari Ulang Tahun RI ke-75”, "Selamat HUT Kemerdekaan RI ke-74". "Dirgahayu HUT Kemerdekaan RI ke-74". Mana yang benar?
Kata "dirgahayu" berasal dari akar kata bahasa Sansekerta “dīrghāyuṣa”, yang terdiri dari kata “dirgha” yang berarti tinggi dan “ayus” yang berarti kehidupan jangka panjang. Secara harfiah, dirgahayu bermakna ‘berumur panjang’ atau 'panjang umur'. Bila dihubungkan dengan makna kata HUT, pemakaian kata dirgahayu menjadi tidak tepat karena rangkaian kata "Dirgahayu HUT" bermakna ‘selamat panjang umur HUT’,yang diberi ucapan "dirgahayu" adalah HUT-nya, bukan RI-nya, padahal tidak demikian, yang betul adalah Dirgahayu RI.
Penulisan "Dirgahayu RI ke-75" dapat menimbulkan kesan bahwa yang namanya Republik Indonesia (RI) itu seolah-olah ada banyak, dari mulai 1 sampai 75, padahal tidak demikian, yang betul adalah HUT ke-75 RI, demikian seterusnya.
Merdeka berasal dari akar kata bahasa Sansekerta, yakni "Maharddhikeka", lalu "Merdeheka", yang berarti "lepas dari perhambaan, tidak terikat pada sesuatu". Penggunaan akronim HUT dikaitkan dengan kemerdekaan dan RI, menjadi kurang tepat, malah menjadi kontraproduktif, karena makna "HUT Kemerdekaan RI", menjadi “HUT lepas dari RI”. Tentu bukan demikian yang dimaksud, yang betul adalah “Selamat HUT Kemerdekaan ke-74 RI”.
Masih banyak ungkapan lain yang dapat digunakan, antara lain sebagai berikut; “Dirgahayu Republik Indonesia”, “Dirgahayu Indonesiaku”, "Dirgahayu Kemerdekaan ke-75 RI", “HUT ke-75 Republik Indonesia”, “Peringatan Ulang Tahun ke-75 Republik Indonesia”, “Selamat Ulang Tahun ke-75 Republik Indonesia”, atau bila ingin menggunakan konsep penomoran romawi walau sebetulnya tidak umum, cukup "Dirgahayu LXXV RI".
Dengan menggunakan ungkapan secara cermat, selain dapat menyatakan informasi yang tepat berarti kita pun turut mendukung usaha pembinaan dan pengembangan bahasa.
Merdeka!!. Mari jadikan Indonesia Mulia, bukan hanya Indonesia Merdeka.
Sumber tulisan : disadur dari berbagai sumber dengan penambahan-penambahan.
Sumber foto cover : setneg.go.id