Randy tarampi U2e Ul PEK Ig U unsplash

18

Apr

2022

TOXIC SUCCESS vs SWEET SUCCESS, ANDA YANG MANA?

Toxic Relationship”, mungkin kita udah tahu. Kalau “Toxic Success”?

Sadarkah kita bahwa mengejar kesuksesan dan selalu ingin menjadi orang sukses itu punya risiko yang berkenaan dengan kesehatan mental kita?

Sindrom toxic success ternyata nggak hanya dialami oleh orang-orang yang sudah sukses, yang punya jabatan tinggi, kaya raya, punya ini itu lho. Tapi juga bisa dialami oleh orang-orang yang sedang dalam proses meraih sukses, punya jabatan tinggi, berusaha mendapatkan uang lebih banyak lagi. Ada rasa tidak pernah puas meskipun telah mencapai banyak kesuksesan dalam hidup.

Beberapa kejadian mengungkapkan bahwa sebagian besar orang sukses mengalami toxic success dengan kondisi; sering cemas, sulit tenang, sulit mengelola perhatian, selalu ingin lebih, tidak mampu merasa cukup, cenderung tidak memiliki kedekatan relasi dengan orang lain. Sebagian lainnya mengalami sweet success dengan kondisi sebaliknya; jarang cemas, lebih tenang, mampu mengelola perhatian, berani merasa cukup, memliki kedekatan relasi dengan orang lain, terutama keluarga.

Banyak orang ingin sukses, tapi yang on the way kesana nggak semuanya merasakan kedamaian. Belum lagi pengaruh media sosial yang nggak jarang membuat banyak orang selalu membandingkan dirinya dengan orang lain. Jadi, tekanan untuk bisa selalu sukses di era modern ini tentunya semakin banyak dan tidak mudah dihadapi. Padahal diri kita, baik tubuh, pikiran, dan perasaan, sebenarnya memberi pesan ketika hidup kita udah mengarah ke kondisi yang nggak damai.

Sayangnya kita sering mengabaikan pesan-pesan tersebut yang bisa berupa seperti kondisi orang yang mengalami sindrom toxic success tadi, atau kode lebih jelas bisa berupa sakit secara fisik.

Jadi sebelum dan berada dalam proses mengejar sukses, kita perlu rajin berlatih peka terhadap kode ini. Membaca diri sendiri. Sadar diri. Sadar adalah dasar.

Toxic success cenderung mengukur kesuksesan dari yang tampak. Rumah mewah megah, mobil mewah, pakaian mahal, pujian, tepuk tangan. Prinsipnya lebih ke berjuang tanpa lelah mengejar sukses. Meraih lebih banyak lagi, menggapai lebih tinggi lagi, lagi dan lagi.

Sementara sweet success lebih memperhatikan soal batin yang tenang, hati yang damai, mental yang sehat. prinsipnya lebih pada penerimaan keadaan seapaadanya, tidak membandingkan dirinya dengan kebahagian dan kesuksesan orang lain. Ada keberanian untuk merasa sudah cukup.

Anda yang mana?

*Sumber : tulisan disadur dari berbagai sumber. Gambar : unsplash.com

Tentang Penulis

Foto 2

Muhammad Ihwan

Muhammad Ihwan. Kelahiran Yogyakarta, tinggal di Gresik dan Jakarta. Suka membaca dan menulis, menyenangi marketing dan public relations. Pernah menjadi juru bicara perusahaan, menangani pengelolaan program TJSL, CSR, dan comdev, serta mengelola penjualan retail untuk seluruh Indonesia. Saat ini mengelola penjualan sektor korporasi untuk domestik dan mancanegara.

Top 10 Negara Pengunjung:
Total Pengunjung: