Kseniya Lashkul

18

Mei

2020

TERNYATA BUKAN MINAL AIDIN WAL FAIZIN

Jelang Hari Raya Idul Fitri tiba, ungkapan Minal aidin wal faizin mungkin menjadi ucapan yang banyak terdengar di kalangan masyarakat, media sosial, televisi, dan masyarakat acap kali menggandengkan kalimat tersebut dengan kalimat 'Mohon maaf lahir batin' sehingga kurang lebih begini :

“Minal Aidin wal Faizin - Mohon Maaf Lahir dan Batin”,

Seakan akan (mungkin yang mengucapkan) menganggap bahwa Minal aidin wal faizin Ini berarti mohon maaf lahir dan batin. Ucapan tersebut ternyata memang tidak ada kaitannya dengan mohon maaf lahir batin. Bahkan tidak memiliki arti terkait maaf memaafkan. Sebetulnya, apa arti kalimat tersebut dan sesuaikah bila diucapkan pada Idul Fitri?

Bila kita lihat penerjemahan makna frase Minal aidin wal faizin dalam bahasa Arab, maka

Min, artinya “Termasuk”.

Al-aidin, artinya ”Orang-orang yang kembali”

Wa, artinya “dan”

Al-faidzin, artinya “ Menang”.

Jadi makna "Minal aidin wal faizin" jika diartikan dalam kaidah tata bahasa Arab - Indonesia yang benar adalah “Termasuk dari orang-orang yang kembali (dari perjuangan Ramadhan) sebagai orang yang menang”. Agak ngambang, kan?

Bila dua frasa itu diartikan secara menyeluruh dalam bahasa Indonesia yang benar, maka kalimatnya akan tersusun :

“TERMASUK DARI ORANG ORANG YANG KEMBALI SEBAGAI ORANG YANG MENANG - Mohon maaf lahir dan Batin”.

Sepertinya kurang tepat, karena jika demikian maksudnya jadi kurang jelas. Do'a bukan (karena tidak lengkap), dan salam juga bukan, saat kita artikan dari bahasa aslinya. Namun sah-sah saja jika memang kita tidak tahu bahwa mohon maaf lahir dan batin itu adalah bukan arti dari Minal aidin wal faizin.

Bagaimana Seharusnya #

Tentunya selain agar kita lebih memahami kita harus mengikuti apa yang Rasulullah contohkan. Ucapan yang disampaikan ketika menyambut hari Idul Fitri, sesuai teladan Nabi Muhammad s.a.w adalah "Taqabbalallahu minna waminkum", kemudian menurut riwayat ucapan nabi ini ditambahkan oleh para Sahabat dengan kata-kata "Shiyamana wa Shiyamakum", yang artinya puasaku dan puasamu, sehingga kalimat lengkapnya menjadi "Taqabbalallahuminna wa minkum, Shiyamana wa Shiyamakum" (Semoga Allah menerima amalan puasa saya dan kamu).

Dari Riwayat tersebut, dan seperti keterangan-keterangan yang dipaparkan dari kata “Taqabbalallahu… sampai … shiyamakum”, tidak satu pun menyatakan ada istilah Minal aidin wal faidzin. Namun bila ingin menambahkan frasa Minal aidin wal faizin dapat ditambahkan diakhir kalimat, agar secara harfiah serasi:

”Taqabbalallahu minna wa minkum, Shiyamana wa Shiyamakum. Ja’alanallaahu Minal Aidin wal Faidzin”

artinya :

“Semoga Allah menerima amal-amal kami dan kamu, Puasa kami dan kamu. Dan semoga Allah menjadikan kami dan kamu termasuk dari orang-orang yang kembali (dari perjuangan Ramadhan) sebagai orang yang menang.”

Ja’alanallaahu di sini berarti "Semoga Allah menjadikan kita".. sebagai tambahan untuk melengkapi, frasa Minal aidin wal faidzin yang cenderung 'mengambang' tadi.

Namun bagaimana jika kita ingin mengucapkan “mohon maaf lahir dan batin” dalam bahasa Arab yang benar?

Salah satunya adalah ;

“Asalukal afwan zahiran wa bathinan”.

atau

"Kullu aam wa antum bikhair",

yang berarti semoga sepanjang tahun Anda dalam keadaan baik-baik.

Kemudian jika kita menerima ucapan “Taqabbalallahu minna wa minkum”, hendaknya kita membalasnya dengan “minna waminkum taqobbal ya karim” yang artinya, “Ya Allah terimalah amal kami dan dirinya.

Kurang lebihnya demikian, mohon maaf bila terdapat kesalahan. Akhir kata, bersamaan dengan ini Saya pribadi, beserta keluarga ingin mengucapkan ;

Selamat menunaikan puasa, dan menyongsong Hari Raya Idul Fitri ;

”Taqabbalallahu minna wa minkum, shiyamana wa shiyamakum. Ja’alanallaahu minal aidin wal faidzin", Semoga Allah menerima amal-amal kita, dan semoga Allah menjadikan kita termasuk dari orang-orang yang kembali dari perjuangan Ramadhan sebagai orang yang menang.

Dan mari kita memohon, kepada Allah s.w.t; semoga Kita dianugerahi umur untuk menikmati Ramadhan tahun-tahun berikutnya beriring dengan rizki dan keberkahannya. Aamiin aamiin yaa rabbal 'alamiin.

Baca juga seri Religi :

1. Adab Mudik Seorang Musafir

2. Anda Salah, Takjil Bukan Makanan Berbuka Puasa

3. Jangan Remehkan Budaya Mudik

Sumber tulisan : disadur dari berbagai sumber

Sumber foto cover : Kseniya Lashkul

When my arms can’t reach people close to my heart, I always hug them with prayers. May Allah’s peace be with you. A very Happy Eid Mubarak to you.

Tentang Penulis

Foto 2

Muhammad Ihwan

Muhammad Ihwan. Kelahiran Yogyakarta, tinggal di Gresik dan Jakarta. Suka membaca dan menulis, menyenangi marketing dan public relations. Pernah menjadi juru bicara perusahaan, menangani pengelolaan program TJSL, CSR, dan comdev, serta mengelola penjualan retail untuk seluruh Indonesia. Saat ini mengelola penjualan sektor korporasi untuk domestik dan mancanegara.

Top 10 Negara Pengunjung:
Total Pengunjung: