547344

10

Sep

2012

MATAH ATI 2012

  • Cerita
  • Event
  • 3.351x dibaca
  • 0 Komentar

Beberapa Sahabat mengirimkan kisahnya ke BB saya pagi ini setelah menonton konser Matah Ati, di Solo, Sabtu malam, 8 September 2012. yang lalu.. Membaca cerita konsernya saja sudah membuat saya berdecak kagum, terbayang meriah megahnya. Well, menyemarakkannya, saya tidak akan mengulang cerita fantastis tersebut, namun akan coba menceritakan sekilas konser yang based on true story tersebut dari aspek kesejarahan. Saya ingat persis dahulu pernah membaca cersil Pangeran Sambernyowo, beberapa bab menceritakan tentang kisah Matah Ati.

Matah Ati adalah cerita perjuangan dan perjalanan cinta seorang wanita biasa bernama Rubiyah yang berjuang melawan penjajah bersama dengan Raden Mas Said yang dijuluki sebagai Pangeran Smabernyowo. Matah Ati juga menceritakan kisah berdirinya Istana Mangkunegaran, dimulai dari pernikahan Rubiyah, yang diberi nama Bandoro Raden Ayu (BRA) Kusuma Matah Ati setelah menikah dengan Raden Mas Said adalah cikal bakal dari para penguasa Istana Mangkunegaran.

Nama Matah Ati yang berarti “melayani hati yang pangeran” menjadi perlambang kesetiaan sang puteri ningrat terhadap pasangannya. Tak hanya sebagai istri, Rubiyah juga setia mendampingi suaminya yang juga bergelar Kanjeng Gusti pangeran Adipati Arya Mangkunagoro itu di medan perang melawan VOC pada pertengahan abad ke-18. Bersama-sama, mereka memimpin para petarung dengan memegang teguh satu prinsip: “Tiji tibeh. Mati siji, mati kabeh. Mukti siji, mukti kabeh (Mati satu, mati semua. Mulia satu, mulia semua)”.

Konsep ‘Langendriyan’ digunakan untuk membawakan pertunjukan sendratari Matah Ati. Langendriyan sendiri mempertunjukan penyajian tembang-tembang dan tarian klasik Jawa dengan gaya tarian Mangkunegaran yang lahir dari Raja Mangkunegaran IV. Semuanya dikemas dalam bungkus kekinian dan unsur kekinian untuk menambahkan sentuhan kontemporer.. Sungguh sebuah perhelatan yang luar bisa, nilai sejarahnya dapet, nilai pertunjukannya dapet... Matah Ati adalah kisah romantika klasik yang penuh keteladanan. (mi)

Awal ditulis tanggal 10 September 2012

Tentang Penulis

Foto 2

Muhammad Ihwan

Muhammad Ihwan. Kelahiran Yogyakarta, tinggal di Gresik dan Jakarta. Suka membaca dan menulis, menyenangi marketing dan public relations. Pernah menjadi juru bicara perusahaan, menangani pengelolaan program TJSL, CSR, dan comdev, serta mengelola penjualan retail untuk seluruh Indonesia. Saat ini mengelola penjualan sektor korporasi untuk domestik dan mancanegara.

Top 10 Negara Pengunjung:
Total Pengunjung: