Photo 1533750349088 cd871a92f312

06

Mei

2020

RELASI PUBLIC RELATIONS DAN MARKETING, MAU TAU?

Perusahaan pada dasarnya memiliki dua saluran komunikasi yang bersifat masif. Pertama, public relations/PR (humas) yang berada dalam koordinasi Sekretaris Perusahaan. Kedua, marketing yang berada dalam koordinasi Bidang Pemasaran.

Di dalam istilah marketing atau lengkapnya marketing communication (marcomm) terdapat dua kata penting, yaitu komunikasi dan marketing. Marcomm adalah bidang komunikasi yang dilakukan oleh brand atau korporasi guna mencapai tujuan pemasaran. Jadi kata kuncinya adalah komunikasi. Sedangkan pemasaran merupakan kegiatan dalam pengembangan produk yang tepat dengan harga yang tepat, menempatkan (distribusi) produk di tempat yang tepat, serta melakukan promosi yang tepat. Semua kegiatan ini dimaksudkan agar publik yang menjadi sasaran dalam proses pemasaran (konsumen) dapat membeli produk yang dihasilkan dengan biaya terjangkau, mudah memperoleh produk, serta mengetahui suatu produk telah dikeluarkan oleh sebuah perusahaan atau organisasi.

Dalam sebuah perusahaan, PR berfungsi membangun persepsi atau kesan dari masyarakat. Masyarakat akan membeli suatu produk jika produk itu dihasilkan oleh sebuah perusahaan yang memiliki citra dan reputasi yang baik dan sudah dipercaya sejak lama oleh masyarakat. Inilah yang menjadi tugas PR dalam membentuk opini publik guna pencitraan yang baik oleh perusahaan sehingga menimbulkan minat dan kepercayaan dari masyarakat. Dalam perspektif ini, PR menjalankan fungsi publikasi, membantu, dan memperluas cakupan konsumen yang telah direncanakan sesuai dengan anggaran yang dikeluarkan. Strategi ini dapat dilakukan dengan menggunakan iklan dan berbagai teknik komunikasi marketing lainnya, semuanya itu masuk ke dalam satu bingkai pemasaran.

BEDA TAPI NGGAK BISA DIPISAHKAN #

PR dan marketing memang berbeda. Marketing fokus pada produk, sementara PR fokus terhadap perusahaan. Ada kalanya mereka bekerjasama, tapi corcomm itu harus langsung bergandengan dengan pembuat keputusan tertinggi. Misal, CEO sebuah perusahaan mau diwawancarai media, ia akan memangil PR, lalu bertanya, apa yang harus kita sampaikan?. Karena sudah terlatih, PR tahu bagaimana membuat key messages yang tepat. Bukan bermaksud melebihkan, tapi secara hierarkis komunikasi PR harus berada di atas marketing.

Sebaliknya, sangat sulit menarik benang merah perbedaan antara PR dan marketing, mereka bahkan terkesan blended. Kedua bidang ini saling mempengaruhi dan sangat penting dimiliki oleh sebuah perusahaan atau organisasi. PR dan marketing menentukan sukses atau tidaknya sebuah perusahaan. Sebagian orang tidak begitu memahami hakekat fungsi dan tujuan keberadaan PR dalam sebuah perusahaan. Fungsi PR dipandang hanya merupakan sub-bagian dari fungsi marketing dan hanya menjalankan fungsi publikasi, padahal juga menjalankan fungsi dalam pengelolaan hubungan, baik internal maupun eksternal sebuah perusahaan demi hasil yang dicapai secara maksimal.

Batas PR dan marketing sendiri sebenarnya agak sumir. Harapan dan tuntutan klien memang semakin tinggi, namun pendekatan PR yang tradisional, pasif, dan reaktif sekarang sudah tidak lagi relevan dan mampu menjawab tantangan jaman. Meskipun secara konsep keilmuan berbeda, namun dalam prakteknya PR dan marketing harus padu. Para pakar menyebutnya Integrated Marketing Communications, tergantung konteks permasalahan yang dihadapi. Kapan PR diperlukan, kapan disinergikan dengan marketing. Kedua aktivitas ini memang memiliki keunikan sehingga tidak perlu diperdebatkan. Keunikan masing-masing akan menjadi kekuatan yang bisa mendukung kinerja organisasi. Oleh karenanya, PR dan marketing tidak bisa lagi jalan sendiri-sendiri, kalau PR-nya berdiri sendiri, marcomm-nya jalan sendiri, kita punya dua pesan dalam satu perusahaan. Ini tidak boleh terjadi. Kita mau jualan apa saja, tapi kalau produknya dikeluarkan oleh satu perusahaan, ngomongnya harus sama. Ke depan, saya percaya bahwa para Direktur Pemasaran/Chief Marketing Officer (CMO) tidak lagi akan merancang marketing plan perusahaan hanya berdasar iklan atau media, tapi justru berangkat dari program PR perusahaan. Program marketing suatu perusahaan bisa gagal bila meninggalkan aspek PR. Program PR akan membuat konsumen mencintai suatu produk. Sedangkan pemasaran menciptakan kesadaran, minat, hingga pasar. Dengan kecintaan ini, konsumen akan rela mencari produk yang dicintainya kemana saja. PR menciptakan understanding, konsumen diperkenalkan ke produk. Tahap berikutnya kemudian konsumen menyukai produk, mencintainya, dan membelanya (mi).

Baca juga :

1. Integrasi Aspek Komunikasi Perusahaan https://mihwan.id/blog/integra...

2. Membangun Renstra Komunikasi Perusahaan https://mihwan.id/blog/membang...

Sumber foto cover : Campaign Creators

Tentang Penulis

Foto 2

Muhammad Ihwan

Muhammad Ihwan. Kelahiran Yogyakarta, tinggal di Gresik dan Jakarta. Suka membaca dan menulis, menyenangi marketing dan public relations. Pernah menjadi juru bicara perusahaan, menangani pengelolaan program TJSL, CSR, dan comdev, serta mengelola penjualan retail untuk seluruh Indonesia. Saat ini mengelola penjualan sektor korporasi untuk domestik dan mancanegara.

Top 10 Negara Pengunjung:
Total Pengunjung: