18
Apr
2015
Jumlah Halaman | 144 |
ISBN | 978-602-02-5219-3 |
Bahasa | Indonesia |
PEnulis | Tri Wahyuni Zuhri |
penerbit | Elex Media Computindo (2014) |
dimensi | 21 x 14 cm |
Published At | 30/10/2024 11.12 |
Saya mengenal dari dekat mbak Tri Wahyuni Zuhri, atau mbak Yayuk demikian biasa saya menyapanya. Buku yang ditulisnya ini adalah buku yang mencengangkan saya, buku yang luar biasa dan menggugah. Mbak yayuk yang saya kenal adalah pribadi yang gemar berbagi, tidak heran bila dalam buku ini semangat berbaginya sangat menonjol dan dominan.
Buku ini mencuplik pengalaman-pengalaman mbak Yayuk sebagai survivor kanker tiroid stadium lanjut yang telah bermetase ke tulang belakang. Setidaknya ada 5 (lima) poin penting dalam buku ini. Pertama, buku ini adalah penegasan bahwa vonis kanker bukan akhir dunia, statement tersebut diuraikan secara presisi dan lincah melalui pendekatan spiritualitas dan tips-tips yang saat menghadapi vonis kanker serta klarifikasi atas mitos-mitor seputar kanker di masyarakat.
Kedua, buku ini mengingatkan pentingnya deteksi kanker sejak dini yang dapat dilakukan melalui pengaturan hidup dan pola makan. Ketiga, buku ini menegaskan bahwa kanker itu adalah Sillent Killer, minimnya akses informasi dan pengetahuan tentang kanker, akan mengakibatkan banyak ditemukan pasien kanker dengan stadium tinggi. Keempat, buku ini memuat serba-serbi pengobatan kanker khususnya yang menyerang perempuan, termasuk menguraikan sebab musabab, gejala, serta upaya penanganan. Kelima, yang paling penting adalah sharing pengetahuan, motivasi berbagi kekuatan dan berbagi dukungan antar survivor kanker, serta kiat-kiat cerdas yang bisa dilakukan seorang survivor kanker dalan menghadapi penyakit kanker.
Buku ini sangat menarik, karena ditulis dengan santun berdasarkan pengalaman empirik penulis dan pengalaman survivor lainnya. Sungguh buku ini buku yang humble, pembaca tidak akan merasa digurui dalam mengunduh hikmahnya. Buku ini sungguh layak menjadi referensi publik agar lebih memahami kanker.
Mungkin bagi mbak Yayuk sebagai seorang survivor, kesembuhan atau tidak sudah tidak lagi menjadi persoalan, karena hal tersebut diyakininya berada dalam domain Tuhan. Namun yang penting, perjuangan melawan kanker adalah jihad melawan keputus-asaan dan pendakian jalan spiritual untuk lebih mendekatkan diri, untuk lebih mengenal Tuhan. Saya yakin, mbak Yayuk kini justru lebih hidup, saya percaya mbak Yayuk kini justru semakin semangat, setidaknya itu terpancar dari rona wajah mbak Yayuk dan bernasnya pilihn judul dan tulisan di buku ini. “Kanker Bukan Akhir Dunia” adalah ungkapan jujur yang melukiskan suasana batiniahnya.
Pesan menarik mbak Yayuk, bahwa kanker bukanlah penyakit yang harus ditakuti, tetapi harus di hadapi.. Well noted. Senang dan merinding membaca buku ini. Senang karena manfaatnya, merinding karena buku ini buku peringatan yang lebih bernuansa spiritualitas, semoga buku ini dapat menjadi amal jariah mbak Yayuk yang bermanfaat bagi publik sepanjang masa..