02
Mar
2017
Jumlah Halaman | 340 |
ISBN | 979-416-787-8 |
Bahasa | Indonesia |
PEnulis | M. Deden Ridwan & M. Muhajirin |
penerbit | Pustaka Sinar Harapan (2003) |
dimensi | 20 x 14.5 cm |
Published At | 21/11/2024 17.00 |
Buku Membangun Konsensus karya Deden Ridwan dan Muhamad Muhajirin, kedua mantan aktivis HMI Cabang Ciputat ini memang buku yang ditujukan untuk mengupas dan mengabarkan pemikiran serta praktik politik seorang Akbar Tandjung.
Berpolitik menurut Bang Akbar berarti membangun konsensus. Memasuki dunia politik berarti memasuki dunia yang sarat dengan kepentingan. adagium bahwa “dalam politik tidak ada kawan abadi, yang ada hanyalah kepentingan” menegaskan bahwa pergulatan politik adalah percaturan membawa dan meloloskan kepentingan ditengah arus kepentingan. Oleh karena itu, dibutuhkan kemampuan dalam membangun komunikasi politik untuk mempertemukan kepentingan-kepentingan yang ada.
Bang Akbar berpendapat bahwa berpolitik berarti mengayomi. Mengapa Golkar mampu meyakinkan publik dengan meraih suara terbanyak kedua pada pemilu 1999, karena soliditas internal yang terbangun. Kekompakkan secara internal ini dapat diwujudkan dengan kepemimpinan Akbar Tandjung yang mengayomi. Segala hujatan, cacian, makian, serta tuntutan pembubaran, justru dijawab dengan kerja-kerja nyata. Mengkampanyekan paradigma baru Golkar, merajut konsolidasi internal, mendorong proses kaderisasi melalui merit system, menjaring calon presiden melalui mekanisme konvensi adalah beberapa langkah yang dilakukan.
Berpolitik harus punya standar moral yang tinggi dan punya etika. Kesantunan Bang Akbar sudah sedemikian kondang. Tidak membuat penyataan yang kontroversial, menanggapi kritikan dengan santai, hampir tidak pernah kita lihat Bang Akbar begitu menggebu-gebu. Pernyataan-pernyataan sanat efisien dan selalu terukur, ekspresinya datar, intonasinya tenang. Bang Akbar adalah pribadi yang punya empati terhadap lawan politiknya, aspiratif terhadap suara publik, ramah, termasuk pada kami junior-juniornya, tidak sungkan Bang Akbar untuk memulai menyapa dengan senyum, mau mendengarkan yang lebih muda, serta senantiasa merangkul setiap kubu
Dalam berpolitik, rakyat bagi Bang Akbar ditempatkan sebagai suber inspirasi dan sumber kekuatan partai politik. "Berpolitik adalah berjuang untuk kepentingan rakyat. Meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat. Itulah tujuan utama kita dalam berpolitik dan membangun demokrasi", pungkasnya.
Dalam politik selalu ada kompetisi dalam mendapatkan suatu jabatan karena memang politik itu hakikatnya bagaimana untuk mendapatkan posisi politik untuk memperoleh kekuasaan dan itu dilakukan secara kompetisi. Dalam kompetisi tentu ada nilai-nilai yang harus kita jaga, nilai-nilai itu tentu berbasis pada nilai-nilai nasional kita, terutama pada nilai Pancasila, nilai religi, nilai kekeluargaan, kebersamaan, solidaritas, itu salah satu hal yang harus kita jaga. Walaupun ada kompetisi tetap berbasis pada nilai-nilai yang menggambarkan niat keIndonesiaan.
Bang Akbar memang politisi profesional yang mempunyai semangat memuaskan semua pihak (membangun konsensus), santun, tidak grusa-grusu, tidak emosional, penuh perhitungan, moderat, rendah hati, sabar, dan bermartabat. Di buku ini bahkan ada kesan bahwa Bang Akbar ini "lebih Solo" ketimbang orang Solo.
Sewaktu bertemu beliau di Surabaya saat Dies Natalis HMI ke-67 (2014), saya juga diwejangi perihal pentingnya menanamkan etika, dan pentingnya taat padafatsoen, termasuk juga upaya membangun konsensus sebagai medium pertemuan kepentingan.. ini kenang-kenangan dari beliau, semoga Bang Akbar senantiasa diberi kesehatan dan kebahagiaan.. Aamiin