Mihwan new

17

Jun

2015

PEMOGOKAN MASSA

Published At 25/04/2024 10.43

Dalam sistem ekonomi kapitalisme, pertentangan antara kelas pekerja dan kelas pemilik modal akan terjadi terus menerus dan tidak bisa terelakkan. Pertentangan merupakan hasil dari kontradiksi internal dari bekerjanya sistem kapitalisme itu sendiri; dimana pemilik modal menginginkan keuntungan (dengan merampas hasil kerja kaum pekerja) untuk dilipatgandakan menjadi modal yang lebih besar lagi; Di sisi lain, kelas buruh memperjuangkan adanya peningkatan kesejahteraan dan hak-hak ekonomi dan sosial hingga pada perjuangan politik.

Dalam buku ini Rosa Luxemburg, seorang ideolog sosial demokratik dari Polandia mempersoalkan peranan pemogokan massa untuk mendorong kelas pekerja menjadi sebuh unit perjuangan yang menghasilkan pertumbuhan spiritual dan mengubah mereka sehingga mampu mengubah masyarakat. Pemogokan massa dipandang olehnya sebagai jembatan antara masa kini, masa sekarang, dan masa depan pekerja. Dalam pemogokan massa, para pekerja berhenti untuk menjadi penonton sejarah. Mereka menjadi inti sejarah, membentuk masa depan dan menempa kembali diri mereka sendiri.

Buku ini menegaskan bahwa pemogokan massa adalah hak dasar pekerja. Hal tersebut bukan hanya sekedar tentang gagalnya perundingan, tetapi tentang sikap Negara yang telah abai untuk memberikan kepastian kerja, kepastian pendapatan, dan jaminan sosial bagi warganya.

Walaupun pemogokan massa dapat meningkatkan volume idealisme pekerja, tapi saya lihat pemogokan massa versi Rosa ini mengalami kelemahan serius. Ia merendahkan dan cenderung mengabaikan efek penghancuran yang mungkin dialami oleh korporasi. Rosa mungkin lupa kalau pemogokan massa ini gagal, efeknya bagi kelas pekerja akan jutru lebih dahsyat, bahkan hingga mengancam jiwa.

Dipenghujung kisah perlawanan, Rosa Luxemburg beserta sahabatnya, Wilhelm Pieck dan Karl Liebknecht, ditangkap tentara Jerman. Batok kepala Luxemburg dihantam dengan popor senjata, remuk. Belum selesai di situ, kepala perempuan yang sarat pikiran-pikiran radikal ini dihujani berpuluh-puluh peluru.

TTerlepas dari kontrofersialnya buku ini, Rosa Luxemburg saya pandang berhasil menyederhanakan metodologi pergerakan kaum pekerja dalam melakukan pemogokan massal, membuat common platform dan common denominator untuk bergerak, ringkas namun rinci, bahasa yang dituturkan juga sangat sederhana namun padat dalam makna. Buku yang bagus untuk kaum pekerja.. highly recommended.

Tentang Penulis

Foto 2

Muhammad Ihwan

Muhammad Ihwan. Kelahiran Yogyakarta, tinggal di Gresik. Suka membaca dan menulis, seneng marketing dan public relations. Pernah menjadi Juru Bicara Perusahaan dan mengelola penjualan retail untuk seluruh wilayah Indonesia, serta mengelola program TJSL, CSR, dan comdev. Saat ini bertugas mengembangkan produk-produk baru perusahaan.

Top 10 Negara Pengunjung:
Total Pengunjung: