18
Jun
2020
Douglas MacArthur, Jenderal dari Amerika Serikat yang terkenal dalam Perang Dunia II mengatakan bahwa, “Sangat berbahaya untuk masuk dalam sebuah peperangan manapun tanpa keinginan untuk memenangkannya”. Mengutip pernyataan Letjen TNI (Purn) Kiki Syahnakri bahwa Indonesia sudah masuk dalam Perang Generasi Keempat, hal itu berarti Indonesia harus memenangkan peperangan ini, dan pangan, baik Henry Kissinger ataupun Bung Karno menegaskan merupakan kekuatan pokok yang tidak boleh direbut oleh musuh.
Jika pangan menjadi senjata utama bagi sebuah bangsa dan negara untuk survive, pertanyaannya adalah bagaimana ketahanan pangan nasional Indonesia harus dibangun dan diwujudkan?
Adanya konversi lahan dari pertanian ke non pertanian, menurunnya jumlah rumah tangga petani, jumlah petani usia produktif yang semakin sedikit, infrastruktur pertanian yang belum terbangun secara memadai dan berbagai permasalahan pascapanen, adalah tantangan sekaligus ancaman dari dalam negeri untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional.
Jika strategi, prajurit, senjata, amunisi, perencanaan, logistik, infrastruktur, transportasi dan lainnya adalah modal yang dibutuhkan untuk memenangkan perang, maka ketahanan pangan pun membutuhkan serangkaian strategi dan logistik untuk dapat memenangkan Tahun 2045 dan Tahun 2085.
Ketahanan pangan menurut Petrokimia Gresik diartikan sebagai jaminan secara berkelanjutan atas penyediaan pangan dalam jumlah dan waktu yang tepat, serta terjangkau oleh masyarakat. Penyediaan pangan ini bisa jadi sepanjang tahun, secara terus menerus dan berkesinambungan, sehingga perlu manajemen pengelolaan pangan yang terintegrasi. “Berkelanjutan” (sustainability) harus menjadi kata kunci dalam setiap kebijakan strategis pertanian untuk mewujudkan ketahanan pangan jangka panjang.
Definisi ketahanan pangan ini secara tidak langsung merupakan pijakan visi Petrokimia Gresik selain menjadi Solusi Agroindustri untuk pertanian yang berkelanjutan juga selaras dalam mendukung kebijakan strategis ketahanan pangan nasional yang dibuat oleh pemerintah. Ada dua sisi arah kebijakan yang meliputi penguatan aspek internal dan aspek eksternal. Masing-masing aspek akan melibatkan dan mempertimbangkan berbagai dimensi, yang meliputi dimensi teknis, dimensi politis, dimensi sosial dan budaya, dan dimensi kelembagaan.
Secara teknis, teknologi menjadi senjata utama dalam menjamin terciptanya ketahanan pangan melalui produksi yang berkesinambungan. Secara politis, kebijakan yang dibuat merupakan political will pemerintah dalam menjamin, melindungi, dan mendorong para pemangku kepentingan untuk mewujudkan ketahanan pangan yang berkesinambungan. Dari sisi dimensi sosial budaya, kebijakan strategis yang dibuat dalam mewujudkan ketahanan pangan harus fokus pada terciptanya regenerasi petani-petani baru. Dimensi sosial budaya ini juga harus membangun budaya pola baru konsumsi pangan dengan menghindari food losses dan food waste. Sedangkan dari sudut dimensi kelembagaan, harus tercipta etos kerja baru untuk mencapai efisiensi dalam sistem produksi dan distribusi hasil pertanian.
Pendek kata, persoalan pangan nasional terkait dengan bagaimana mewujudkan ketahanan pangan nasional dalam jangka panjang termasuk terjaminnya ketersediaan pangan yang terjangkau dan berkelanjutan yang berlandaskan kemandirian, martabat, dan kedaulatan.
Sikap membangun dan mewujudkan ketahanan pangan dalam perspektif dimensi tersebut diatas disebut dengan istilah HABIT, yang nantinya menjelma menjadi perilaku, kebiasaan, adat dan budaya. Sekurang-kurangnya ada tujuh sikap atau SEVEN HABIT yang kami pandang merupakan poin penting untuk mewujudkan ketahanan pangan bangsa, dan ini berangkat dari Petrokimia Gresik sebagai produsen solusi bagi agroindustri.
Ketujuh sikap tersebut adalah melek teknologi, memuliakan petani, meregenerasi petani, memperbaiki pola konsumsi, sinergi agroindustri, penguatan lembaga pangan, dan membangun stabilitas regional. (bersambung)
BACA JUGA :
1. Habit #1 Ketahanan Pangan; Melek Teknologi https://mihwan.id/blog/habits-...
2. Habit #2 Ketahanan Pangan; Memuliakan Petani https://mihwan.id/blog/habit-2...
3. Habit #3 Ketahanan Pangan; Regenerasi Petani https://mihwan.id/blog/habit-3...
4. Habit #4 Ketahanan Pangan; Memperbaiki Pola Konsumsi https://mihwan.id/blog/habit-4...
5. Habit #5 Ketahanan Pangan; Sinergi Agroindustri https://mihwan.id/blog/habit-5...
6. Habit #6 Ketahanan Pangan; Menguatkan Lembaga Pangan https://mihwan.id/blog/habit-6...
Sumber : Buku Memupuk Kesuburan, Menebar Kemakmuran (Gramedia, 2017). Penulis adalah anggota tim penulisan buku tersebut.