Kat yukawa

20

Mar

2015

AMAL, PENYEMPURNA KEMANUSIAAN

Manusia belumlah dikatakan manusia sebelum ia merealisasikan ilmunya dalam bentuk perbuatan (amal). Mempersembahkan ilmu pengetahuan yang diperoleh untuk kemajuan hidup manusia adalah perbuatan yang sangat luhur.

Ibadah familiar kita sebut sebagai ritual dari setiap agama atau kepercayaan. Ibadah diyakini merupakan bagian yang penting dalam beragama. Dalam pengertian secara sosiologis, ibadah umumnya dimaknai sebagai perbuatan atau amal tertentu yang secara khas bersifat agamawi. Dalam melakukan ibadah tersebut seseorang harus hanya mengikuti petunjuk ajaran dengan merefernsi dari kitab suci (dan juga sunnah), tanpa ada sedikitpun proses improvisasi dalam menciptakan tata cara beribadah. Justru bentuk improvisasi ini bila dilakukan adalah merupakan salah satu bentuk penyelewengan keagamaan (bid’ah). Sehingga ada pernyataan bahwasanya semua ibadah itu terlarang, kecuali yang dianjurkan. Ibadah adalah internalisasi ilmu pengetahuan menjadi sebuah kepribadian.

Amal adalah media membentuk orang shaleh yang uji materialnya dapat dilihat dari perilaku kesehariannya. Sholat adalah contoh paling dekat. Sholat diharapkan mampu mencegah perbuatan seseorang dari perbuatan keji dan munkar. Pun demikian dengan ibadah lainnya semacam puasa dan zakat. Melalui puasa dan zakat manusia dilatih untuk peka terhadap realitas sosialnya. Dalam hal ini sesungguhnya Islam melakukan rekayasa sosial, baik moral, ekonomi maupun sosial. Secara ekomoni, misalnya zakat berfungsi untuk mengkikis konsentrasi harta pada seseorang. Polarisasi akan harta sebisa mungkin dikikis melalui zakat ini. Serta banyak manfaat lainnya.

Amal shaleh adalah manifestasi dari iman dan ilmu, malakukan amal tanpa didasarkan pada iman menjadi tidak ada artinya. Sama juga dengan orang yang beramal tanpa pemahaman akan ilmu menjadikannya taklid buta. Akibat dari kedua sikap ini melahirkan sikap yang kontraproduktif dengan perkembangan ilmu pengetahuan itu sendiri. Oleh karenanya hidup kita sebagai manusia sesungguhnya cukup sederhana yakni beriman, berilmu, dan beramal. (mi)

Baca juga seri Islam :

1. The Ultimate Reality : https://mihwan.id/blog/the-ult...

2. Memahami Islam dan Ketertundukan Universal : https://mihwan.id/blog/pemaham...

3. Iman Konsep yang DInamis : https://mihwan.id/blog/iman-ko...

4. Islam, Pluralitas, dan Kalimatun Sawa : https://mihwan.id/blog/islam-p...

5. Tahalul, Pembersihan Diri : https://mihwan.id/blog/makna-t...

6. Dekrit Adil dan Ihsan dalam Khutbah Jumat : https://mihwan.id/blog/adil-da...

7. Kematian Itu Dekat : https://mihwan.id/blog/kematia...

8. Apa Itu Takdir? : https://mihwan.id/blog/takdir

Sumber foto : Kat Yukawa

Tentang Penulis

Foto 2

Muhammad Ihwan

Muhammad Ihwan. Kelahiran Yogyakarta, tinggal di Gresik dan Jakarta. Suka membaca dan menulis, menyenangi marketing dan public relations. Pernah menjadi juru bicara perusahaan, menangani pengelolaan program TJSL, CSR, dan comdev, serta mengelola penjualan retail untuk seluruh Indonesia. Saat ini mengelola penjualan sektor korporasi untuk domestik dan mancanegara.

Top 10 Negara Pengunjung:
Total Pengunjung: